MENULIS DASAR
EMPAT KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DAN BUDAYA
MENULIS
KELOMPOK 1
1.ANISA
LESTARI
2.YUNI
ANGGRAINI
3.RINDA EFRINA
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dessy Wardiah, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Menulis merupakan salah satu unsur utama
yang harus dimiliki siswa dalam rangka meningkatkan kreativitas menulis
siswa. Selain itu, menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh
siswa karena dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengomunikasikan
ide, penghayatan, dan pengalamannya ke berbagai pihak secara tertulis. Di
samping itu, siswa pun dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui
tulisan-tulisan yang telah dibuat.
Menulis
berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan
perasaan. Oleh karena itu, jika siswa
ingin memiliki suatu kreativitas menulis, maka siswa tersebut harus bisa menuangkan ide, gagasan, pikiran,
perasaan yang diwujudkan dengan tulisan
yang bersifat kompleks yang tidak lepas dari ketentuan-ketentuan
menulis.
Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan
terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah. Selain itu, Bahasa
Indonesia menjadi bagian penting dalam terciptanya suatu karya ilmiah karena
didalamnya banyak menjelaskan aturan-aturan, sistematika-sistematika dan
kaidah-kaidah penulisannya , mengenai Keterampilan
Berbahasa
yang meliputi: Keterampilan Membaca, Keterampilan Menyimak, Keterampilan
Berbicara dan Keterampilan Menulis.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Peranan
Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis
Siswa?
2.apa yang dimaksud
dengan keterampilan berbahasa?
C.
TUJUAN
2.
agar pembaca mengerti
ataupun mengetahui keterampilan berbahasa yang baik dan benar
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang
dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:
1.
Bagi mahasiswa dapat mengetahui pentingnya budaya
menulis sehingga tidak kesulitan dalam menyusun tugas akhir dan mahasiswa juga
dapat menambah wawasan, pengalaman serta bisa berbagi ilmu kepada orang lain.
2.
Agar membantu dalam pengetahuan mengenai keterampilan
berbahasa dan mengaktualisasikan keterampilan
ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERANAN
MENULIS
1. Pengertian
Menulis
Menulis adalah
perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau
merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. Jadi, dengan menulis
akan menciptakan suatu kreativitas dari diri seorang siswa sesuai kemampuan dan
kreativitasnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur,
dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (spt
mengarang, membuat surat)
Henry Guntur Tarigan (1986: 15),
menjelaskan pengertian
menulis
sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
media penyampai.
2. Tujuan
Menulis
Seorang tergerak menulis karena
memiliki tujuan-tujuan yang bisa dipertanggung-jawabkan di hadapan pembacanya,
karena tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau
gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian
menjadi salah satu sarana komunikasi yang cukup efektif dan efisien untuk
menjangkau khalayak massa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah maka tujuan
menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam
konteks pengembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Adapun
tujuan menulis tersebut adalah sebagai berikut.
1)
Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan
pandangan
terhadap fakta, data, dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan
pemahaman baru tentang berbagai hal.
2) Membujuk melalui tulisan seorang penulis
mengharapkan pula pembaca dapat menentukan
sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis
harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang
persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat
berhasil apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik,
akrab, bersahabat, dan mudah dipahami.
3) Mendidik adalah salah satu tujuan dari
komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan pengetahuan
seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya
akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya,
cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang
lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
4) Menghibur bahwa fungsi dan tujuan menghibur
dalam komunikasi bukan seperti media
massa, radio, televisi, melainkan tulisan dapat pula berperan dalam menghibur
khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya
dengan anekdot dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau
untuk melepaskan ketegangan dan kepenatan setelah seharian sibuk beraktivitas.
3. Manfaat Menulis
Manfaat yang dapat dipetik dalam menulis yaitu:
(1 kita dapat lebih mengenali kemampuan dan
potensi diri kita.
(2) melalui kegiatan menulis kita dapat
mengembangkan berbagai gagasan.
(3) kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak
menyerap, mencari, serta menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang kita tulis.
(4) Kita
dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi kita sendiri.
(5) Melalui
tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara
lebih objektif.
(6) Kita
lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara
tersurat bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
(7) Kegiatan menulis
yang terencana akan membiasakan kita berfikir serta berbahasa secara
tertib.
B.
Pengertian
Keterampilan Berbahasa
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas,
dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai Bahasa dalam menulis,
membaca, menyimak atau berbicara.Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang
penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan
berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami
suatu maksud.
Setiap keterampilan itu erat sekali
berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan
urutan yang teratur , mula – mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Bahasa seseorang mencerminkn
pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula
jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan
praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa bearti pula melatih
keterampilan berfikir.
setiap ketrampilan itu erat pula
hubungannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin trampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan
jelas pula jalan pikirannya. Ketrampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai
denga jalan praktik dan banyak latihan. Melatih ketrampilan berbahasa berarti
pula melatih ketrampilan berpikir. Membagi keterampilan menjadi empat komponen
a. Keterampilan menyimak
b. Keterampilan berbicara
c. Keterampilan Membaca
d. Keterampilan Menulis
1.
Menyimak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menyimak adalah Mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau
dibaca orang. Sedangkan berbicara berkata, bercakap, berbahasa. Menyimak dan
berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua secara langsung, Antara berbicara
dan menyimak terdapat hubungan yang erat hubungan ini terdapat pada hal- hal berikut:
a)
Ujaran , biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). Oleh
karena itu, model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak sangat
penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
b) Kata-kata
yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh
perangsang (stimuli) yang ditemuinya (misalnya, kehidupan desa dan kota) dan
kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian
gagasan- gagasannya.
c)
Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam
masyarakat tempatnya hidup. Hal ini terlihat dalam ucapan, intonasi, kosa kata,
penggunaankata-kata pola-pola kalimatnya.
d)
Anak yang masih kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh
lebih panjang dan rumit ketimbang kaimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e) Meningkatnya keterampilan menyimak berarti
pula membantu meningkatkan kualitas berbicara
f)
Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalampeningkatan cara
pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tergolong kalau
dia mendengar serta menyimak ujaran-ujaran
yang baik dan benar dari para guru, rekaman-rekaman yang bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi,
dan lain-lain
g) Berbicara dengan bantuan alat-alat
peraga (visual aids) akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak
penyimak. Umumnya sang anak mempergunakan bahasa yang didengar serta yang
disimaknya.
2. Berbicara
Berbicara adalah bentuk komunikasi dengan menggunakan media bahasa, berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran- ujaran. Beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut melengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pelajaran membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap dan sempurna bila diperlukan, pembedaan-pembedaan pendengaran yang tepat, dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan suatu cerita. Selain itu juga, menghubungkan aneka kejadian dalam urutan yang wajar.
Berbicara adalah bentuk komunikasi dengan menggunakan media bahasa, berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran- ujaran. Beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut melengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pelajaran membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap dan sempurna bila diperlukan, pembedaan-pembedaan pendengaran yang tepat, dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan suatu cerita. Selain itu juga, menghubungkan aneka kejadian dalam urutan yang wajar.
Aneka hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca
telah dapat kita ketahui dalam beberapa telaah penelitian, antara lain:
a) Pemforma
atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
b) Pola-pola
ujaran orang yang tunaaksara atau buta huruf mungkin sekali mengganggupelajaran
membaca bagi anak-anak.
c) Jika
pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi pelajaran
membaca, membaca bagi anak-anak yang lebih tinggi kelasnya turut membantu
meningkatkan Bahasa lisan mereka, misalnya: kesadaran linguistik mereka
terhadap kata-kata baru atau istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik
dan efektif, serta penggunaan kata-kata yang tepat.
d) Kosa
kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Andai
kata muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, hendaklah sang guru
mendiskusikan dengan siswa agar mereka memahami maknanya sebelum mereka
memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.
2. Membaca
membaca adalah melihat serta memahami
isi dari apa yang tertulis, menyimak dan membaca mempunyai persamaan,
kedua-duanya bersifat menerima, perbedaanya menyimak menerima informasi dari
sumber lisan. Sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis.
Keterampilan memyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang
dalam belajar membaca secara efektf. Penelitian para pakar atau ahli telah
memeperlibatkan beberapa hubungan antara membaca dan menyimak, sebagai berikut
Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru
melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman
sangat penting sekali.
a)
Menyimak merupakan cara
atau metode utama bagi peajaran lisan (verbalized learning),
selama
tahun-tahun permulaan sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat
dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi dengan
lebih banyak menyimak daripada membaca
b)
Walaupun menyiimak
pemahaman lebih unggul dari pada membaca pemahaman anak-anak
sering gagal memahaminya, dan tetep menyimpan, memakai menguasai
sejumlah pakta yang mereka dengar atau mereka simak.
c)
Oleh karene itu, para
siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih tertutup lagi agar, hasil
pengajaran itu lebih baik.
d)
Kosa kata simak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan
kesukaran-kesukaran dalam belajara membaca secara baik.
e)
Bagi para siswa yang lebih besar atau yang
ebih tinggi kelasnya korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak memang
sangat tinggi mungkin 80 % atau lebih.
f)
Pembeda-bedaan atau
diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang
tidak efektif dan mungkin suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam
ketidakmampuan membaca .
g)
Menyimak turut membantu sang anak untuk
menaggap ide pokok atau gagasan utama yang diajuka oleh sang pembaca
3. Membaca
membaca adalah melihat serta memahami
isi dari apa yang tertulis, menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya
bersifat menerima, perbedaanya menyimak menerima informasi dari sumber lisan.
Sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis. Keterampilan
memyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam
belajar membaca secara efektf. Penelitian para pakar atau ahli telah
memeperlibatkan beberapa hubungan antara membaca dan menyimak, sebagai berikut
Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru
melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman
sangat penting sekali.
a)
Menyimak merupakan cara
atau metode utama bagi peajaran lisan (verbalized learning),
selama
tahun-tahun permulaan sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat
dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi dengan
lebih banyak menyimak daripada membaca
b)
Walaupun menyiimak
pemahaman lebih unggul dari pada membaca pemahaman anak-anak
sering gagal memahaminya, dan tetep menyimpan, memakai menguasai
sejumlah pakta yang mereka dengar atau mereka simak.
c)
Oleh karene itu, para
siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih tertutup lagi agar, hasil
pengajaran itu lebih baik.
d)
Kosa kata simak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan
kesukaran-kesukaran dalam belajara membaca secara baik.
e)
Bagi para siswa yang lebih besar atau yang
ebih tinggi kelasnya korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak memang
sangat tinggi mungkin 80 % atau lebih.
f)
Pembeda-bedaan atau
diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang
tidak efektif dan mungkin suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam
ketidakmampuan membaca .
g)
Menyimak turut membantu sang anak untuk
menaggap ide pokok atau gagasan utama yang diajuka oleh sang pembaca.
4. menulis
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi,
pada era reformasi bahasa berperan lebih penting. Hal ini sesuai dengan
pendapat Daode Joesoef (dalam minto rahayu 2007:5) yang disampaikan pada
kongres bahasa indonesia III (1983) di Jakarta: “ Bangsa yang telah maju
peradabannya ditandai tidak saja oleh kemamuannya menguasi alam,membangun
industri berat, membuat jaringan jalan raya, dan sistem pelayanan jasa yang
bermutu tinggi, tetapi juga oleh tingkat pemakaian bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.”
Dalam berbahasa seseorang harus mempunyai
keterampilan agar dapat berbahasa dengan baik. Keterampilan berbahasa mempunyai
peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat
mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menullis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena
keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut
pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berfikir yang
teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu,
keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh
sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa.
a.
Hakikat
menulis
Dilihat dari asal katanya, kata menulis
berasal dari kata dasar tulis yang mendapat imbuhan me-. Imbuhan me- disini
menyatakan pekerjaan, sehingga menulis bermakna melakukan pekerjaan tulis.
Sedangkan dilihat dari hakikatnya, menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut, kalaupun
mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut
Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk
manifestasi kemapuan berbahasa yang paling akhir dikuasai siswa setelah
kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan
berbahasa lainnya menulis lebih sulit dikuasai. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur
diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi suatu tulisan.
Menulis adalah melukiskan lambang grafis
yang dimengerti oleh penullis bahasa itu sendiri maupun orang lain untuk
menuangkan ide-ide, pengalaman, perasaan, pendapat, atau pengetahuan yang dapat
dijadikan sebagai salah satu saran untuk berkomunikasi secara tidak langsung
atau tertulis. Ketetapan pengungkapan gagsan harus didukung oleh ketetapan
bahasa yang digunakan. Selain komponen kosakata dan gramatikal, ketetapan
kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan.
Keterampilan menulis ini juga merupakan bentuk manifestasi kemampuan berbahasa
yang paling akhir dikuasai siswa setelah kemmapuan mendengarkan , berbicara , dan
membaca.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena
membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu : sebuah pengalaman, tulisan,
peristiwa. Jadi, dengan menulis akan menciptakan suatu kreativitas dari diri
seorang siswa sesuai kemampuan dan kreativitasnya.
Dan Keterampilan berbahasa merupakan
hal yang penting untuk belajar
khususnya, karena dengan menguasai
keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan
memahami suatu maksud.
B.
Saran
Makalah ini tidak luput dari kesalahan , dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami membutuhkan saran dan masukan yang bersifat
membangun dari kelompok lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. membaca sebagai suatu
keterampilan berbahasa. Bandung: FKSS IKIP.
Tarigan,
Henry Guntur. 2008 . menulis sebagai
suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa
Tim
penyusun kamus besar Bahasa Indonesia. 2008 . Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar