Senin, 02 Oktober 2017

Menulis Dasar " Budaya Menulis dan Empat Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia"

MENULIS DASAR
EMPAT KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DAN BUDAYA MENULIS


KELOMPOK 1
1.ANISA LESTARI
      2.YUNI  ANGGRAINI
 3.RINDA EFRINA

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dessy Wardiah, M.Pd


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2017






BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH
      Menulis merupakan salah satu unsur utama yang harus dimiliki siswa dalam rangka meningkatkan kreativitas menulis siswa.  Selain itu,  menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya ke berbagai pihak secara tertulis. Di samping itu, siswa pun dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisan yang telah dibuat.
Menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.  Oleh karena itu, jika siswa ingin memiliki suatu kreativitas menulis, maka siswa tersebut  harus bisa menuangkan ide, gagasan, pikiran, perasaan yang diwujudkan dengan tulisan  yang bersifat kompleks yang tidak lepas dari ketentuan-ketentuan menulis. 
     Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah. Selain itu, Bahasa Indonesia menjadi bagian penting dalam terciptanya suatu karya ilmiah karena didalamnya banyak menjelaskan aturan-aturan, sistematika-sistematika dan kaidah-kaidah penulisannya , mengenai Keterampilan Berbahasa yang meliputi: Keterampilan Membaca, Keterampilan Menyimak, Keterampilan Berbicara dan Keterampilan Menulis.

B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas  Menulis Siswa?
2.apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa?
C.   TUJUAN
1.    untuk mengetahui Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativit
2.    agar pembaca mengerti ataupun mengetahui keterampilan berbahasa yang baik dan benar



D.    MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:
1.    Bagi mahasiswa dapat mengetahui pentingnya budaya menulis sehingga tidak kesulitan dalam menyusun tugas akhir dan mahasiswa juga dapat menambah wawasan, pengalaman serta  bisa berbagi ilmu kepada orang lain.
2.    Agar membantu dalam pengetahuan mengenai keterampilan berbahasa dan mengaktualisasikan keterampilan ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
3.     
BAB II
PEMBAHASAN

A.   PERANAN MENULIS
1.     Pengertian Menulis    
          Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. Jadi, dengan menulis akan menciptakan suatu kreativitas dari diri seorang siswa sesuai kemampuan dan kreativitasnya.
        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat)
        Henry Guntur Tarigan (1986: 15), menjelaskan pengertian menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
 2.      Tujuan Menulis
         Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan-tujuan yang bisa dipertanggung-jawabkan di hadapan pembacanya, karena tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi salah satu sarana komunikasi yang cukup efektif dan efisien untuk menjangkau khalayak massa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah maka tujuan menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks pengembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Adapun tujuan menulis tersebut adalah sebagai berikut.
1)   Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data, dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal.
2)   Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan  sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat berhasil apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dipahami.
3)  Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
4)   Menghibur bahwa fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi bukan seperti  media massa, radio, televisi, melainkan tulisan dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan dan kepenatan setelah seharian sibuk beraktivitas.

3. Manfaat Menulis
Manfaat yang dapat dipetik dalam menulis yaitu:
 (1 kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita.
 (2) melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan.
 (3) kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi  sehubungan dengan topik yang kita tulis.
(4)     Kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi kita sendiri.
(5)     Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif.
(6)     Kita lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
 (7)    Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berfikir serta berbahasa secara tertib. 

B.   Pengertian Keterampilan Berbahasa
      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai Bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
       Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur , mula – mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
        Bahasa seseorang mencerminkn pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa bearti pula melatih keterampilan berfikir.
        setiap ketrampilan itu erat pula hubungannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin trampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Ketrampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai denga jalan praktik dan banyak latihan. Melatih ketrampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir. Membagi keterampilan menjadi empat komponen

a. Keterampilan menyimak 
b. Keterampilan berbicara
c. Keterampilan Membaca
d. Keterampilan Menulis





1. Menyimak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Menyimak adalah Mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Sedangkan berbicara berkata, bercakap, berbahasa. Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua secara langsung, Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat hubungan ini terdapat pada hal-  hal berikut:
a)  Ujaran , biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). Oleh karena itu, model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
b)    Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang ditemuinya (misalnya, kehidupan desa dan kota) dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian gagasan- gagasannya.
c)  Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat tempatnya hidup. Hal ini terlihat dalam ucapan, intonasi, kosa kata, penggunaankata-kata pola-pola kalimatnya.
d)  Anak yang masih kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit ketimbang kaimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e) Meningkatnya keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara
f)  Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalampeningkatan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tergolong kalau dia mendengar serta  menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari para guru, rekaman-rekaman yang  bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi, dan lain-lain
g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan penangkapan  informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya sang anak mempergunakan bahasa yang didengar serta yang disimaknya.
2.      Berbicara
    Berbicara adalah bentuk komunikasi dengan menggunakan media bahasa,  berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran- ujaran. Beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut melengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pelajaran membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap dan sempurna bila diperlukan, pembedaan-pembedaan pendengaran yang tepat, dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan suatu cerita. Selain itu juga, menghubungkan aneka kejadian dalam urutan yang wajar.
Aneka hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca telah dapat kita ketahui dalam beberapa telaah penelitian, antara lain:
a)    Pemforma atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
b)    Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara atau buta huruf mungkin sekali mengganggupelajaran membaca bagi anak-anak.
c)    Jika pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, membaca bagi anak-anak yang lebih tinggi kelasnya turut membantu meningkatkan Bahasa lisan mereka, misalnya: kesadaran linguistik mereka terhadap kata-kata baru atau istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta penggunaan kata-kata yang tepat.
d)    Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Andai kata muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, hendaklah sang guru mendiskusikan dengan siswa agar mereka memahami maknanya sebelum mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.

2.  Membaca
       membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat menerima, perbedaanya menyimak menerima informasi dari sumber lisan. Sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis. Keterampilan memyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektf. Penelitian para pakar atau ahli telah memeperlibatkan beberapa hubungan antara membaca dan menyimak, sebagai berikut Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman sangat penting sekali.
a)             Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi peajaran lisan (verbalized learning),   
selama tahun-tahun permulaan sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak menyimak daripada membaca
b)            Walaupun menyiimak pemahaman lebih unggul dari pada membaca pemahaman  anak-anak   sering gagal memahaminya, dan tetep menyimpan, memakai menguasai sejumlah pakta yang mereka dengar atau mereka simak.
c)             Oleh karene itu, para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih   efektif dan lebih tertutup lagi agar, hasil pengajaran itu lebih baik.
d)             Kosa kata simak  yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajara membaca secara baik.
e)              Bagi para siswa yang lebih besar atau yang ebih tinggi kelasnya korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak memang sangat tinggi mungkin 80 % atau lebih.
f)                  Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan membaca .
g)                  Menyimak turut membantu sang anak untuk menaggap ide pokok atau gagasan utama yang diajuka oleh sang pembaca

3.  Membaca
       membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat menerima, perbedaanya menyimak menerima informasi dari sumber lisan. Sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis. Keterampilan memyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektf. Penelitian para pakar atau ahli telah memeperlibatkan beberapa hubungan antara membaca dan menyimak, sebagai berikut Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman sangat penting sekali.
a)             Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi peajaran lisan (verbalized learning),   
selama tahun-tahun permulaan sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak menyimak daripada membaca
b)            Walaupun menyiimak pemahaman lebih unggul dari pada membaca pemahaman  anak-anak   sering gagal memahaminya, dan tetep menyimpan, memakai menguasai sejumlah pakta yang mereka dengar atau mereka simak.
c)             Oleh karene itu, para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih   efektif dan lebih tertutup lagi agar, hasil pengajaran itu lebih baik.
d)             Kosa kata simak  yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajara membaca secara baik.
e)              Bagi para siswa yang lebih besar atau yang ebih tinggi kelasnya korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak memang sangat tinggi mungkin 80 % atau lebih.
f)                  Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan membaca .
g)                  Menyimak turut membantu sang anak untuk menaggap ide pokok atau gagasan utama yang diajuka oleh sang pembaca.

4. menulis
    Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, pada era reformasi bahasa berperan lebih penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Daode Joesoef (dalam minto rahayu 2007:5) yang disampaikan pada kongres bahasa indonesia III (1983) di Jakarta: “ Bangsa yang telah maju peradabannya ditandai tidak saja oleh kemamuannya menguasi alam,membangun industri berat, membuat jaringan jalan raya, dan sistem pelayanan jasa yang bermutu tinggi, tetapi juga oleh tingkat pemakaian bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.”
   Dalam berbahasa seseorang harus mempunyai keterampilan agar dapat berbahasa dengan baik. Keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
   Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menullis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berfikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa.




a.     Hakikat menulis
       Dilihat dari asal katanya, kata menulis berasal dari kata dasar tulis yang mendapat imbuhan me-. Imbuhan me- disini menyatakan pekerjaan, sehingga menulis bermakna melakukan pekerjaan tulis. Sedangkan dilihat dari hakikatnya, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut, kalaupun mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut
     Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemapuan berbahasa yang paling akhir dikuasai siswa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa lainnya menulis lebih sulit dikuasai. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi suatu tulisan.
    Menulis adalah melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penullis bahasa itu sendiri maupun orang lain untuk menuangkan ide-ide, pengalaman, perasaan, pendapat, atau pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai salah satu saran untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tertulis. Ketetapan pengungkapan gagsan harus didukung oleh ketetapan bahasa yang digunakan. Selain komponen kosakata dan gramatikal, ketetapan kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan. Keterampilan menulis ini juga merupakan bentuk manifestasi kemampuan berbahasa yang paling akhir dikuasai siswa setelah kemmapuan mendengarkan , berbicara , dan membaca.








BAB III
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu : sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. Jadi, dengan menulis akan menciptakan suatu kreativitas dari diri seorang siswa sesuai kemampuan dan kreativitasnya.
Dan Keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting untuk belajar
khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.

B.   Saran
      Makalah ini tidak luput dari kesalahan , dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami membutuhkan saran dan masukan yang bersifat membangun dari kelompok lain.


DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: FKSS IKIP.

Tarigan, Henry Guntur. 2008 . menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa

Tim penyusun kamus besar Bahasa Indonesia. 2008 . Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalimat efektif dan penerapannya dalam karangan ilmiah

MENULIS DASAR KALIMAT EFEKTIF DAN PENERAPANNYA DALAM KARANGAN ILMIAH KELOMPOK 7   1.MARYANI (2017 112 020)   2.EVI SULASTRI...