Senin, 02 Oktober 2017

Ragam Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan

MENGANALISIS TEKS RAGAM LISAN DAN TULIS SERTA MENEMUKAN PERBEDAAN RAGAM BAHASA LISAN DAN BAHASA TULIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar

 
Disusun Oleh :
Indah Mardiana 2017112004
Novi Nuraini 2017112005
Renaldi Pernando 2017112006

Dosen Pembimbing :
Dr. Dessy Wardiah,.M.Pd

Jurusan :
Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi :
Pendidikan Bahasa Indonesia
1A
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ragam tulis dan lisan serta menemukan perbedaan ragam bahasa lisan dan bahasa tulis dalam mata kuliah menulis dasar. Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar. Dan makalah ini berjudul makalah ragam tulis dan lisan serta menemukan perbedaan ragam bahasa lisan dan bahasa tulis.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan  dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penulisan makalah mata kuliah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar yang didalamnya akan membahas tentang analisis teks ragam tulis dan lisan serta menemukan perbedaan ragam bahasa lisan dan bahasa tulis.
Tim penyusun sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran untuk bisa dijadikan pegangan dalam menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.

Palembang,   Oktober  2017


Tim Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
 Peranan bahasa yang utama ialah sebagai sarana atau media untuk menyampaikan maksud dan perasaan seseorang kepada orang lain. Sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri. Manusia perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai makluk sosial bersifat dinamis, selalu membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lainnya
Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, tatkala banyak sebagian orang yang bahkan salah menyebutkan, menulis, bahkan membaca ragam bahasa Indonesia.
            Pada pengetahuan bahasa Indonesia itu sendiri banyak yang sukar akan ejaan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, oleh karena itu pengetahuan menganalisis ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis, serta mengetahui unsur-unsur gramatikal dan tata cara penulisan huruf juga unsur serapan cukup penting untuk mempelajarinya secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.

1.2              RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
A.    Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa lisan ?
B.     Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa tulis ?
C.     Pengertian unsur gramatikal ?
D.    Unsur-unsur gramatikal ; kata, kalimat, paragfraf, dan wacana ?
E.     Tata cara penulisan huruf ?
F.      Pengertian dan contoh Unsur serapan ?


1.3              TUJUAN DAN MANFAAT
            Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang,
1)      Memahami dan mengetahui apa dan bagaimana ragam bahasa lisan dan bahasa tulis.
2)      Mengetahui apa saja unsur-unsur gramatikal pada kata, kalimat, paragraf dan wacana.
3)      Mengetahui tata cara penulisan huruf yang baik dan benar.
4)      Mengetahui dan memahami apa saja yang terdapat pada unsur serapan.

            Manfaat yang akan didapatkan dari makalah ini untuk menambah wawasan dan mengetahui akan pentingnya kita dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN RAGAM BAHASA LISAN DAN BAHASA TULIS
            Bahasa  mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan :
Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas : Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
A.     Pengertian ragam bahasa lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang tidak standar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
-          Memerlukan kehadiran orang lain
-          Unsur dramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
-          Terikat ruang dan waktu
-          Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan ragam bahasa lisan :
-          Dapat disesuaikan dengan situasi
-          Faktor efisiensi
-          Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekanan dan gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik, dan gerak-gerak pembicara
-          Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya
-          Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur
-          Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audiens, visual, dan kognitif.
Kekurangan ragam bahasa lisan :
-          Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana
-          Penutur sering mengulangi beberapa kalimat
-          Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan
-          Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

B.     Pengertian ragam bahasa tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun yang nonstandard. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Sedangkan ragam tulis yang nonstandard dapat kita temukan dalam majalah remaja, iklan atau poster.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
-          Tidak memerlukan kehadiran orang lain
-          Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap
-          Tidak terikat ruang dan waktu
-          Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
-          Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan
-          Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat
-          Sebagai sarana memperkaya kosakata
-          Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kekurangan ragam bahasa tulis :
-          Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna
-          Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual
-          Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis berdasarkan tata bahasa dan kosa kata :
1.      Tata Bahasa
a.      Ragam Lisan
-          Nia sedang baca surat kabar.
-          Mereka tinggal di Menteng.
b.      Ragam Tulis
-          Nia sedang membaca surat kabar.
-          Mereka bertempat tinggal di Menteng.
2.      Kosa kata
a.      Ragam Lisan
-          Ariani bilang kalau kita harus belajar.
-          Kita harus bikin karya tulis.
b.      Ragam Tulis
-          Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
-          Kita harus membuat karya tulis.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi standard an nonstandard


2.2       UNSUR-UNSUR GRAMATIKAL
A.        PENGERTIAN GRAMATIKAL
            GRAMATIKAL adalah antara unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar, misalnya hubungan antara kata dengan kata yang lain dalam frasa atau kalimat. Atau Makna gramatikal adalah makna yang berubah-ubah sesuai dengan konteks.
Berikut yang terdapat pada unsur-unsur gramatikal :
1.                           1KATA
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskanyang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa.Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagianterkecil dari kalimat.



CIRI-CIRI KATA DAN BENTUK KELAS KATA
Kelas kata Menurut Abdul Chaer dalam buku “Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia” halaman 86-194.
1. Kata Benda
2. Kata Ganti
3. Kata Kerja
4. Kata Sifat
5. Kata Sapaan
6. Kata Petunjuk
7. Kata Bilangan
8. Kata Penyangkal
9. Kata Depan
10. Kata Penghubung
11. Kata Keterangan
12. Kata Tanya
13. Kata Seru
14. Kata Sandang
15. Kata Partikel
CIRI-CIRI KELAS KATA
Kata Benda
a. Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan penyair.
b. Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.
c. Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya.
d. Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan, pengembangan, dan pelebaran.
e. Berimbuhan gabungan per – an, seperti pertemuan, pertambangan dan persatuan.
f. Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilab, kebijaksanaan dan kekayaan.
g. Kata yang diikuti dengan frase “yang” …. atau “ yang sangat” misalnya : jalan (yang bagus), pemuda (yang sangat rajin).
Kata Kerja
a. Kata-kata yang dapat diikuti oleh frasa dengan …….., baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta, disebut kata kerja, misalnya:
– Pergi (dengan adik)
– Berjalan (dengan gembira)
– Menulis ( dengan musuh)
b. Kata kerja dasar seperti : pergi, pulang, tulis, tanya dll.
c. Kata kerja berimbuhan sesperti:
– awalan Me-, seperti kata-kata menulis, membaca dan melihat.
– awalan ber-, seperti kata-kata berdiri, berlatih dan berkuda
– awalan di-, seperti pada kata-kata ditulis, dibaca, dan dilihat
– awalan ter-, seperti pada kata-kata tertulis, terbaca, dan terlihat
– awalan per-, seperti pada kata-kata perpanjang, percepat, dan persingkat
– awalan –kan, seperti pada kata-kata tuliskan, abacakan, dan damaikan
– awalan –i, seperti pada kata-kata tulisi, datangi dan diami.
Kata Ganti
1. Kata ganti orang pertama (mengganti diri orang yang berbicara):
– saya
– Aku ku
– Kami
– Kita
Contoh : Adik bertanya kepada paman, “Paman, bolehkah saya kerumah Paman?’ (saya = adik)
2. Kata ganti orang kedua (mengganti orang yang diajak bicara)
– Kamu
– Engkau
– Anda
– Kalian
Contoh : Mengapa kemarin kamu tidak sekolah?’ tanya Hasan pada Ali temannya sekelas.
Kata ganti orang ketiga (mengganti diri orang yang dibicarakan)
– Ia
– Dia
– – nya
– Beliau
– Mereka
– Mendiang
– Almarhum
Contoh : Hasan adalah murid baru dikelas V. Ia tinggal di Jalan Surabaya. ( Ia = Hasan).

Kata Sifat
1. Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata yang berimbuhan se – / -nya. Contoh :
– indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
– Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
2. Tempat kata sifat pada tingkat frase adalah dibelakang kata benda yang sifatnya, misalnya besar, indah dan kecil. Contoh : rumah besar, pemandangan indah.
3. Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat dapat menduduki posisi awal atau berada dimuka kata benda. Misalnya : Panjang tangan, yang berarti pencuri.
4. Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat tersebut terletak dimuka kata benda. Misalnya merah delima, manis jambu.
5. Pada tingkat klausa/ kalimat kata sifat dapat menduduki fungsi, predikat, seperti : anak itu nakal, adikku gemuk sekali
Kata Sapaan.
Kata sapaan itu tak mempunyai penbendaharaan kata sendiri tetapi menggunakan kata-kata dari perbendaharaan nama diri dan kata nama perkerabatan.
Contoh: San (Bentuk untuh : Hasan)
Li (Bentuk utuh : Ali)
Pak (Bentuk utuh Bapak)
Yah (Bentuk utuh Ayah)
Kata Penunjuk
1. Ini : digunakan untuk menunjuk kata benda yang letaknya relatif dekat dengan si pembicara
2. Itu : digunakan untuk menunjuk benda yang letaknya relatif jauh, contoh : Itu si Unyil, mobil itu di jual.
Kata Bilangan
Kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau kumpulan.
Contoh : Kata bilangan utama satu, dua, tiga sebelas.
Kata bilangan tingkat pertama, kedua, kesebelas.
Kata bantu bilangan, seseorang, dua buah, seekor dan lain-lain.
Kaya bantu bilangan lain, setanggai, setandan, sehelai dan lain-lain.
Kata Penyangkal
Kata penyangkal dalam Bahasa Indonesia adalah:
– Tiada, tak = saya tidak mengambil bukumu.
– Tiada, didaerah itu tiada air
– Bukan, ini bukan mangga.
– Tanpa, tanpa saya dia tak mau pergi.
Kata Depan
Kata yang digunakan di muka kata benda untuk menghubungkan kata dengan klausa dengan klausa/kalimat dengan kalimat. Contoh kata depan:
1. Tempat berada: di, pada, dalam, atas dan antara.
2. Arah asal : dari
3. Arah tujuan: ke, kepada, akan dan terhadap.
4. Pelaku : oleh
5. Alat : dengan dan berkat.
6. Perbandingan : daripada
7. Hal/ masal : tentang, mengenai.
8. Akibat : hingga, sampai
9. Tujuan : untuk, buat. Guna dan bagi.
10. Demi dan menurut.
Kata Penghubung
Kata ini digunakan untuk menghubungkan kata dengna klausa dengan klausa/kalimat dengan kalimat. Contoh:
1. Untuk akta penghubung sederajat: dan, dengan, serta atau, sedangkan, selanjutnya, adalah dan lain-lain.
2. Untuk penghubung tak sederajat : sebab, jika, bila, sebagai, sehingga, sesudah dan lain-lain.
Kata Keterangan
Kata ini memberi penjelasan pada kalimat/bagian kalimat lain yang sifatnya tak menerangkan keadaan/ sifat.
1. Kepashan yaitu kata, memang, pasti, justru.
2. Keraguan/kesangsian yaitu kalau, barangkali, mungkin, kiranya, rasanya, agaknya, rupanya.
3. Harapan, yaitu kata-kata, seringkali, sekali-sekali, sesekali, acapkali, jarang.
Kata Tanya
Kata ini digunakn sebagai pembantu, didalam kalimat yang menyatakan pertanyaan. Contoh: apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, berapa , mana, kapan, bila, bilamana.
Kata Seru
Kata yang digunakan untuk menggungkapkan perasaan bahwa, misalnya: Karena kaget, terharu, marah, kagum, sedih dan lain-lain.
Contoh : – Kata seru berupa kata-kata singkat : wah, cih, hai, o, nah, na, dan hah.
– Kata serupa berupa kata-kata biasa: aduh, celaka gila, kasihan, bangsat ya ampun.
– Kata seru serapan: astaga, masya allah, alhamdulillah.
 Kata Sandang
Dalam bahasa Indonesia kata sandang digunkan menjadi penentu didepan kata nama diri, kata perkerabatan, kata sifat, Sri dan Sang.
Contoh: Itu Si Hasan
Sang kancil telah sampai duluan.
Kata Partikel
Kata yang digunakan untuk penegasan
1. – kah (menegaskan). Contoh:
Apakah isi lemari ini
Cukupkah uang itu
2. –tah (digunakan pada akhir kata tanya dalam kalimat tanya). Contoh:
Apatah dayaku menghadapi cobaan
3. – lah (menghaluskan dalam kalimat perintah). Contoh:
Keluarkanlah buku tulismu.
4. pun (penegasan). Contoh:
saya tak tahu, dia pun tidak tahu.
5. per- (menyatakan makna ‘setiap’ atau ‘mulai’) Contoh:
Harganya Rp. 1.000,00 perlembar.
Gaji PNS naik per 1 April.

                     

2.      KALIMAT
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
 Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)

1.      Predikat (P)

Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.
2.      Subjek (S)

Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.

3.      Objek (O)

Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)










4.      Pelengkap (PEL)

Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.




5.      Keterangan (K)

Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak           didepan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a.Kami telah mengengoknya kemarin.
b.Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.

3.      PARAGRAF
Pengertian Paragraf adalah karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. atau paragraf dapat juga diartikan sebagai seperangkat kalimat yang terdiri atas satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas,
Ciri-Ciri Paragraf
  • Bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa. 
  • paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik 
  • Kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang sebagai fungsi penjelas, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik. 
  • Paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.  
Syarat-Syarat Paragraf 
Untuk menjadi suatu paragraf yang baik, maka diperlukan beberapa persyaratan yang harus dilengkapi yaitu sebagai berikut... 
1. Mengandung satu pikiran utama atau topik 
2. Pikiran utama didukung oleh pikiran penjelasan, baik dengan penjelasan, uraian maupun contoh-contoh  
3. Koherensi antar kalimat dalam satu paragraf dan antar paragraf dalam satu karangan yang lebih dari satu paragraf. Antar kalimat dan antar paragraf terjalin hubungan saling mendukung
4. Unity atau karangan yang memiliki satu kesatuan yang padu 
5. Harmonis semantis, gramatis, dan normatif  
Fungsi Paragraf 
  • Mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan dengan memberikan suatu bentuk pikiran dan perasaan dengan serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan. 
  • Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga. 
  • Memudahkan dalam pengorganisasiaan gagasan bagi yang menulis dan memberikan kemudahan pemahana bagi pembacanya 
  • Memudahkan dalam pengembangan topik karnagan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil. 
  • Memudahkan dalam pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel. 
Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf terdiri atas beberapa macam paragraf yang dikategorikan berdasarkan letak kalimat pokok dan berdasarkan isinya. Macam-macam paragraf tersebut yaitu sebagai berikut...

1. Jenis-Jenis Paragraf dan Contohnya Berdasarkan Letak Kalimat Pokok Paragraf 
a. Paragraf Deduktif adalah suatu paragraf yang terdiri dari kalimat ide pokoknya terletak di awal paragraf. Contohnya membaca merupakan faktor utama dalam menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup hanya dengan membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup dengan membaca buku-buku kesehatan. Seperti halnya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya, cukup dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan ilmu      pengetahuan.
b. Paragraf Induktif adalah suatu paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diakhir paragraf. Contohnya seseorang ingin menguasai ilmu hukum, cukup dengan membaca buku-buku hukum,. Ingin mendapatkan pengetahuan kesehatan cukup dengan membaca buku-buku kesehatan. Seperti halnya dengan pengetahuan yang lain. Jadi membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
c. Paragraf Campuran yaitu  " paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diawal paragraf dan ditegaskan kembali diakhir paragraf ". Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
d. Paragraf Narasi yaitu " paragraf yang tidak memiliki kalimat ide pokok. Artinya semua kalimat dianggap penting, tidak ada kalimat yang dijelaskan ". Semua kalimat berkedudukan sama antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Contoh: Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang        berhubungan   erat      dengan            ilmu    tersebut.

2. Jenis- jenis paragraf dan contohnya ditinjau dari isinya dibedakan menjadi beberapabagian:

a. Paragraf Eksposisi yaitu " paragraf yang isinya memaparkan suatu masalah atau peristiwa ". Contoh: Kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke 69 tanggal 17 Agustus 2014 di desa Simpang Pematang. Semua warga desa Simpang Pematang turut memeriahkan acara HUT RI ke 69 dengan mengikuti beragam perlombaan yang disediakan oleh panitia, perlombaan tersebut antara lain : panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, memasukkan paku kedalam botol, tarik tambang dan lain sebagainya.
b. Paragraf Deskripsi  yaitu " paragraf yang isinya menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa dengan kata-kata sehingga para pembaca seolah-olah merasakan, melihat, mendengar dan mengalami langsung keadaan atau peristiwa tersebut ". Contoh: Malam bulan purnama yang meriah. Cahaya bulan purnama yang sangat terang. Keadaan malam bagaikan siang, yang terang bukan saja di tempat-tempat yang lapang, bawah pepohonan pun tampak terang. Anak-anak terlihat senang sekali, ada yang main kejar-kejaran, main sumput-sumputan, dan juga ada yang main pencak silat. Anak-anak remajapun tidak mau ketinggalan, mereka banyak menikmati sinar bulan purnama dengan duduk-duduk santai dibawah pohon. Sebagian lagi jalan-jalan berkeliling kampung.
c. Paragraf Argumentasi yaitu " paragraf yang isinya meyakinkan pembaca sehingga pembaca menerima gagasan penulis ". Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seorang dokter pasti selalu membaca buku-buku medis, sebab tanpa membaca buku medis ia akan banyak mengalami kesulitan ketika akan mendeteksi penyakit pasien. Seorang pelajar, tanpa mau membaca buku pelajaran secara rutin, pasti akan banyak mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan dari guru. Banyak lagi contoh-contoh membaca yang selalu dilakukan oleh seseorang.
d. Paragraf Persuasi yaitu " paragraf yang isinya membujuk atau mempengaruhi pembaca agar mau mengikuti pendapat atau gagasan penulis ". Jenis paragraf ini hampir sama dengan paragraf argumentasi bahwadiawal paragraf penulis menyajikan pendapat dahulu kemudian disajikan pernyataan yang berupa alasan . Perbedaannya yaitu pada paragraf argumentasi alasan yang digunakan berupa fakta, sedangkan pada paragraf persuasi alasannya berupa kalimat himbauan, ajakan atau harapan penulis. Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Sebab seseorang yang tidak mau membaca buku pasti tidak banyak memiliki pengetahuan. Pengetahuan itu banyak bersumber dari buku. Anak yang pintar misalnya, dia pasti menjadi kutu buku. Tiada hari tanpa membaca baginya. siapa saja yang kurang membaca pasti ia sangat terbatas pengetahuannya. Oleh karena itu biasakanlah membaca buku-buku ilmu pengetahuan, bila ingin memiliki ilmu pengetahuan.
e. Paragraf Narasi yaitu " paragraf yang isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa , sehingga pembaca dapat terhibur atau terharu terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi ". Contoh: Beberapa minggu yang lalu kami telah melakukan perjalanan ke Lampung. Rombongan kami terdiri dari 5 mobil pribadi. Kendaraan kami melaju dengan cepat secara beriringan. Perjalanan sangat menyenangkan, tak seorangpun yang tidak gembira. Semua sangat bahagia melihat pemanandangan walau hanya didalam mobil ketika suasana dan gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota Bandar Lampung. 





4.      WACANA
Wacana adalah sebuah tulisan yang teruatur menurut urutan yang semestinya atau logis. Dalam wacana setiap unsure-unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan.
jenis-jenis wacana:
1.      Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urut sesuatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris(fiksi) dan narasi imajinatif. Unsur-unsur penting dakam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konflik, alur/plot, latar yang terdiri dari waktu, tempat, dan suasana.
contohnya:
Sore kelam ini di selimuti awan gelap, Maria termenung untuk beberapa saat menatap kosong bapaknya yang tergeletak menutup mata di atas meja dokter, entah apa yang menghantui pikirannya, rasa takut yang dalam terus membisikkan tentang nyawa di hadapannya.

2.      Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan / suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.
untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, faka, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan menjadi 2 yaitu imajinatif (imajinasi/fiksi) dan faktual (fakta).
contohnya:
Senyumnya mengembang, pipinya yang bulat memerah seperti apel, matanya yang bulat begitu cantik ditambah bulu mata yang lentik membuat kedipan matanya indah. Hari ini, Tasya terlihat cantik, tubuhnya dibalut perpaduan gaun dan gamis berwarna hijau dan baby blue. Jilbabnya yang menutupi dada mencirikan seorang muslimah. Mataku terikat padanya saat ia berusaha menjauhkan dirinya dari yang bukan mahram, namun aku segera tersadar dan memindahkan pandanganku darinya saat Tasya menunduk dengan manis

3.      Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. biasanya karangan ini di gunakan pada artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, symposium, atau penataran.
pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topic yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.
contohnya:
Flashdisk adalah tempat penyimpanan data-data atau dokumen agar dapat tersimpan dengan baik tanpa pencurian atau hilangnya data. kini flashdisk tersedia di toko komputer yang tersebar di seluruh dunia. flashdisk tidak hanya di gunakan oleh pengusaha, dosen, dan engerining, tetapi khalayak dapat menggunakannya. Sebenarnya di dalam flashdisk terdapat chip, chip kecil itulah yang dapat mengkoneksikan flashdisk ke komputer melalui perantara port-port yang tersedia di komputer.

4.      Argumentasi
Karangan ini berisi pendapat, sikap atau penilaian terhadap sesuatu hal yang di sertai alasan, bukti-bukti, dan pernyataan yang logis. tujuannya untuk berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
contohnya:
Menurut saya, Jakarta banjir itu bukan kesalahan pemerintah saja, tetapi kesalahan masyarakat yang memiliki kebiasaan buruk, yaitu membuang sampah sembarangan. Tuntutan warga Jakarta kepada pemerintah yang sangat tinggi akan hal banjir tidak seimbang dengan apa yang di lakukannya, padahal pemerintah sudah mengantisipasi akan bencana banjir, tentunya perlu kesadaran yang tinggi dan mau membersihkan Jakarta lah yang menjadi solusinya.



5.      Persuasi
Persuasi adalah mengajak pembaca untuk melakukan suatu hal.
contohnya:
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil, pasalnya kesungguhan merupakan kunci utama mendorong semangat anda berkobar untuk mendapatkan hal yang anda mau, bahkan dunia bukanlah halangan anda untuk berkarya.

2.3       PENULISAN HURUF DAN UNSUR SERAPAN
            A. PENULISAN HURUF
.           1.  Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh : Saya membaca buku.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Adik bertanya, “ Kenapa kita pulang ?”
c. Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh : Tuhan merahmati hamba- Nya.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di ikuti nama orang.
Contoh : Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Sulaiman, Dia baru saja diangkat menjadi Sultan.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Soekarno, Wakil Presiden Adam Malik.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagi nama orang.
Contoh : Muhammad Maulana Rizki, Syarifah Masitoh
g. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia, suku Melayu, bahasa Arab.
h. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contoh : tahun Masehi, bulan Januari, hari Selasa, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan.
i. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam Geografi.
Contoh ; Peta Sumatra, Danau Toba, Sungai Musi.
j.  Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi
Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Luar Negeri, Undang – Undang Dasar Republik Indonesia.
k. Huruf Kapital dipakai sebagai Huruf pertama nama semua kata didalam nama buku,majalah,surat kabar , kecuali kata partikel , seperti di,ke,dari,untuk,dan,yang untuk,yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot Subroto , Gaul ,Analisa
l.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama gelar,pangkat, dan sapaan.
Contoh:
a.di depan nama :        - Dr. Doktor
- Prof. Profesor
b.di belakang nama:   -M.A. Master of Arts

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,ibu,saudara,kakak,adik dan paman yang dipakai sebagai ganti sapaan.
Contoh : Apakah Ibu jadi ke Belawan besok?

Huruf Miring
a. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh : Majalah Bahasa dan Kesusastraan
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata atau kelompok kata.
Contoh: Huruf pertama kata ajeg ialah a 
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
Contoh: Weltarschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan.







B.     UNSUR SERAPAN
Kata serapan adalah kata – kata yang diambil dari bahasa asing dan diintegrasikan ke dalam bahasa Indonesia. Kata serapan sendiri sering dikenal dengan kata pungutan atau kata adaptasi. Meskipun berasal dari bahasa asing, kata serapan tersebut telah menjadi bagian dalam bahasa Indonesia dan dipakai luas oleh masyarakat umum dalam percakapan sehari – hari.
             Kata Serapan dalam bahasa indonesia
Asal Bahasa
Jumlah Kata
Arab
1.495 kata
Belanda
3.280 kata
Tionghoa
290 kata
Hindi
7 kata
Inggris
1.610 kata
Parsi
63 kata
Portugis
131 kata
Sanskerta-Jawa Kuna
677 kata
Tamil
83 kata
            Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan.


Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.       
Contoh Unsur Serapan:

NO
Kata Serapan
Kata
Asal
NO
Kata Serapan
Kata
Asal
Asing
Baku
Bahasa
Asing
Baku
Bahasa
1
Actor
Aktor
Inggris
26
Absent
Absen
Belanda
2
Allergy
Alergi
Inggris
27
Accu
Aki
Belanda
3
Access
Akses
Inggris
28
Agent
Agen
Belanda
4
Acting
Akting
Inggris
29
Album
Album
Belanda
5
Ballpoint
Bolpen
Inggris
30
Altaar
Altar
Belanda
6
Check
Cek
Inggris
31
Bak
Bak
Belanda
7
Detail
Detil
Inggris
32
Barak
Barak
Belanda
8
Dilemma
Dilema
Inggris
33
Balsem
Balsem
Belanda
9
Disco
Disko
Inggris
34
Bandiet
Bandit
Belanda
10
Dose
Dosis
Inggris
35
Batterij
Batere
Belanda

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis.Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasaIndonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampumengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
Kemudian pada unsur gramatikal dimana penjelasan secara rinci mengenai kata,kalimat,wacana,dan paragraf membuat kita mengerti akan bagaimana cara bicara dan berkomunikasi dengn kalimat dan kata yang efektif.
Begitu juga dengan penulisan huruf bahwasannya tata cara menulis akan terlihat baik dan benar jika kita memenuhi syarat dan ketentuan tata cara menulis sehingga nantinya dikemudian hari penulisan huruf akan lebih benar dan teratur efektif nya, dengan pengetahuan tentang unsur serapan kita paham bahwa sebenarnya penggunaan huruf dan kata yang tepat akan menghasilkan kalimat yang sesuai tuturan dan tuturnya.

DAFTAR PUSTAKA

http:// artikel.ragam.bahasa.Radita Lestari.2014.com
           diunduh tanggal 01 oktober 2017
http:// artikel.penulisan.huruf.dalam.eyd.Ade Agustian.2009.com
           diunduh tanggal 01 oktober 2017
http://artikel.pengertian.makna.gramatikal.oriwokis20.2012.com
          diunduh tanggal 01 oktober 2017


























2 komentar:

Kalimat efektif dan penerapannya dalam karangan ilmiah

MENULIS DASAR KALIMAT EFEKTIF DAN PENERAPANNYA DALAM KARANGAN ILMIAH KELOMPOK 7   1.MARYANI (2017 112 020)   2.EVI SULASTRI...