MENGANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM
TEKS
KARANGAN ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah menulis dasar
Disusun Oleh
:
Dian Pratiwi
2017112029
Desti
Romadona 2017112030
Vivi Amelia
2017112031
Dosen
Pembimbing :
Dr. Dessy Wardiah,
M.Pd.
Jurusan :
Pendidikan
Bahasa dan Seni
Program Studi
:
Pendidikan
Bahasa Indonesia
1A
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah “Diksi Dalam Teks Karangan
Ilmiah” mata kuliah menulis dasar. Makalah ini disusun dan diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena, itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu dalam penulisan makalah mata kuliah ini.
Makalah ini dibuat untuk salah satu tugas mata kuliah menulis dasar yang
didalamnya akan membahas Diksi Dalam Teks Karangan Ilmiah.
Tim
penyusun sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Dengan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran untuk bias dijadikan
pegangan dalam menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
memberikan manfaat kepada para pembaca.
Palembang, Oktober 2017
Tim penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran
gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase,
klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok
dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat
dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus
dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan
kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang
menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan(ekspresif). Untuk itu penulis
atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa
kata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan
bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan
tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan
kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat
diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan
gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
1. Diksi dan penerapannya dalam karangan
ilmiah
2. Diksi sesuai kaidah makna: makna
denotasi, konotasi, makna umum khusus, kata ilmiah populer dan lain lain, serta
penerapannya dalam kalimat
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan
tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata yang ingin
disampaikan. Dan mengetahui penerapan diksi didalam karangan ilmiah.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
- Mahasiswa
dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata dan
penerapannya dalam karangan ilmiah.
- Menguasai
berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
kalimat yang jelas, efektif dan efisien.
- Ketepatan
dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
BAB
II
PEMBAHASAN
DAN KAJIAN TEORI
A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan
kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah
cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik,
diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Ketepatan
dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
- Pengarang
harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
- Menguasai
berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf :
1.
Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku.
Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah
sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2.
Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi
ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami
sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang
berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami.
Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna
yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih
menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.
Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai
diksi,
yaitu,
a. Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian
kata-kata mana yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan
yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
b. Pilihan kata atau diksi adalah
kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
b. Pilihan kata yang tepat dan sesuaihanya
dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkanyang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalahkeseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Berbeda dengan pendapat Keraf, Enre
(1988: 102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata
secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam
pola suatu kalimat. Lebih lanjut, Achmadi (1990: 136) memberikan definisi diksi
adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan.
Mustakim (1994: 41) membedakan antara
istilah pemilihan kata dan pilihan kata. Pemilihan kata adalah proses atau
tindakan memilih kata yang dapat
mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata
adalah hasil proses atau
tindakan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan diksi adalah pemilihan kata dan penggunaan kata secara tepat
dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
disampaikan kepada 10
orang lain dan dinyatakan dalam suatu pola kalimat baik
secara lisan maupun secara tertulis untuk memunculkan fungsi atau efek
tersendiri bagi pembaca.
Dapat membedakan denotasi dan konotasi dengan benar
Makna denotatif adalah makna dalam alam
wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa
adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata
secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata
makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan
ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.Makna konotatif
adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial,
sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau
pukul.Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar
kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti
juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu
makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.
Dapat membedakan kata umum dan kata khusus dengan benar
Kata umum dibedakan dari kata khusus
berdasarkan ruang-lingkupnya.Makin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin
umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan
terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.Makin sempit ruang lingkupnya, makin
khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam
pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara
tepat. Misalnya:Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata
mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat,
tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti
tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang
pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut
kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata
khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
Dapat memahami dengan tepat makna kata abstrak dan kata
konkret
Kata yang acuannya semakin mudah
diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air,
cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap
panca indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian.
Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu
membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika
kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan.
Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang
pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman
kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh
cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak
persis sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna
denotatif dan makna konotatif suatu kata.
Dapat membedakan kata ilmiah dan kata popular dengan benar
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis
dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata
ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan
ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.Yang membedakan
antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam
komunikasi sehari-hari.
Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau
pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah,
laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
Dalam karangan
ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil
pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a)
Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b)
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)
Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)
Mencegah perbedaan penafsiran.
e)
Mencagah salah pemahaman.
f)
Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
Diksi sesuai kaidah
makna
Diksi merupakan salah satu cara yang
digunakan pengarang dalam membentuk karya sastra agar dapat dipahami pembaca
atau pendengar. Ketepatan
pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca
tentang isi karya sastra, jenis diksi menurut Keraf, (2008: 89-108) adalah
sebagai berikut.
a)
Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata
(makna itu menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan
batasan kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada konotasi
atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya. Berikut ini contoh denotasi yang diambil dari salah satu kutipan
pada rubrik Padhalangandi media massa. Dasamuka ora bisa bangga, awake kaya
didhadhung kenceng sing saya suwe saya njiret awake. ‘Dasamuka tidak berdaya,
raganya seperti diikat kencang yang semakin lama semakin menjerat’.
b)
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti
tambahan,imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan
atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu
pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Berikut ini contoh konotasi yang
diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangandi media massa. Ngakua
mumpung durung tak potheng-potheng bathangmu. ‘Mengakulah sebelum badanmu aku
potong-potong’.
c)
Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa
konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap
denganpanca indra manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas,
dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran
(kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan
pikiran yang bersifat teknis dan khusus. Berikut ini contoh kata abstrak.
Lurusing ati lan murnining budi iku rerenggan urip kang sayekti.‘Lurusnya hati
dan murninya budi adalah perhiasan hidup yang sesungguhnya’.
d) Kata konkrit adalah kata yang menunjuk
pada sesuatu yang dapat dilihat atau dirasakan oleh satu atau lebih dari
pancaindra. Kata-kata konkrit menunjuk kepada barang yang aktual dan spesifik
dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup
dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain. Berikut ini contoh kata
konkrit yang diambil dari salah satu kutipan geguritan yang bertema pengalaman
pada media massa. Obah ingering jinantra donya, datan siwah lan rodha kreta.
‘Berubahnya roda dunia tidak berbeda dengan roda kereta’.
e)
Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup
yang luas. Kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan
kepada keseluruhan. Berikut ini contoh kata umum. Wit-witan sing maune
ngrembuyung kebak gegodhongan saiki garing, amarga diobong dening manungsa.
‘Pohon-pohon yang tadinya rindang, berdaun lebat, sekarang kering, karena
dibakar oleh manusia’.
f)
Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada
pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan
kepada objek yang khusus. Berikut ini contoh kata khusus. Kabeh padha ngayunake
donga nyenyuwun supaya Ridwan tinampa Gusti Allah lan di papanake ana papan
sing murwat. ‘Semua memanjatkan do’a supaya Ridwan diterima Allah dan
ditempatkan di tempat yang pantas’.
g)
Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah.
h)
Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua
lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.
Berikut ini contoh kata-kata populer. Ana ing donya iki sing nduweni kuwasa
mung Gusti Allah ‘Di dunia ini yang mempunyai kekuasaan hanyalah Allah’
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kreatifitas dalam memilih kata
merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan
dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan
yang indah, enak dibaca, serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat
dipahami dengan baik.
Diksi adalah kemampuan penulis untuk
mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan pengertiannya tepat.
Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari
bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pembentukkan kata atau istilah adalah
kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
Definisi adalah suatu pernyataan yang
menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu.
Kata serapan adalah kata yang diadopsi
dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD.
DAFTAR
PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar