Senin, 16 Oktober 2017

Analisis Penggunaan Diksi dalam Teks Karangan Ilmiah

MENGANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS
KARANGAN ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar





Disusun Oleh :
Dian Pratiwi 2017112029
Desti Romadona 2017112030
Vivi Amelia 2017112031

Dosen Pembimbing :
Dr. Dessy Wardiah, M.Pd.

Jurusan :
Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi :
Pendidikan Bahasa Indonesia
1A


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah “Diksi Dalam Teks Karangan Ilmiah” mata kuliah menulis dasar. Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena, itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penulisan makalah mata kuliah ini. Makalah ini dibuat untuk salah satu tugas mata kuliah menulis dasar yang didalamnya akan membahas Diksi Dalam Teks Karangan Ilmiah.
            Tim penyusun sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran untuk bias dijadikan pegangan dalam menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada para pembaca.

Palembang,   Oktober 2017



Tim penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan(ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.

B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.      Diksi dan penerapannya dalam karangan ilmiah
2.      Diksi sesuai kaidah makna: makna denotasi, konotasi, makna umum khusus, kata ilmiah populer dan lain lain, serta penerapannya dalam kalimat



C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan. Dan mengetahui penerapan diksi didalam karangan ilmiah.

D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
  1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata dan penerapannya dalam karangan ilmiah.
  2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.
  3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.


















BAB II
PEMBAHASAN DAN KAJIAN TEORI

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
  2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
  3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf :
1.      Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2.      Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.



Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi,
yaitu,
a.       Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
b.      Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
b.      Pilihan kata yang tepat dan sesuaihanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkanyang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalahkeseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Berbeda dengan pendapat Keraf, Enre (1988: 102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Lebih lanjut, Achmadi (1990: 136) memberikan definisi diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan.
Mustakim (1994: 41) membedakan antara istilah pemilihan kata dan pilihan kata. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat
mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau
tindakan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diksi adalah pemilihan kata dan penggunaan kata secara tepat dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin disampaikan kepada 10
orang lain dan dinyatakan dalam suatu pola kalimat baik secara lisan maupun secara tertulis untuk memunculkan fungsi atau efek tersendiri bagi pembaca.

Dapat membedakan denotasi dan konotasi dengan benar
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.

Dapat membedakan kata umum dan kata khusus dengan benar
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.Makin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.Makin sempit ruang lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat. Misalnya:Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.




Dapat memahami dengan tepat makna kata abstrak dan kata konkret
Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap panca indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.

Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.

Dapat membedakan kata ilmiah dan kata popular dengan benar
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. 
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a)    Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b)    Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)    Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)    Mencegah perbedaan penafsiran.
e)    Mencagah salah pemahaman.
f)     Mengefektifkan pencapaian target komunikasi

Diksi sesuai kaidah makna
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang dalam membentuk karya sastra agar dapat dipahami pembaca atau pendengar. Ketepatan
pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi karya sastra, jenis diksi menurut Keraf, (2008: 89-108) adalah sebagai berikut.
a)        Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya. Berikut ini contoh denotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangandi media massa. Dasamuka ora bisa bangga, awake kaya didhadhung kenceng sing saya suwe saya njiret awake. ‘Dasamuka tidak berdaya, raganya seperti diikat kencang yang semakin lama semakin menjerat’.
b)        Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Berikut ini contoh konotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangandi media massa. Ngakua mumpung durung tak potheng-potheng bathangmu. ‘Mengakulah sebelum badanmu aku potong-potong’.
c)        Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap denganpanca indra manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus. Berikut ini contoh kata abstrak. Lurusing ati lan murnining budi iku rerenggan urip kang sayekti.‘Lurusnya hati dan murninya budi adalah perhiasan hidup yang sesungguhnya’.
d)       Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau dirasakan oleh satu atau lebih dari pancaindra. Kata-kata konkrit menunjuk kepada barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain. Berikut ini contoh kata konkrit yang diambil dari salah satu kutipan geguritan yang bertema pengalaman pada media massa. Obah ingering jinantra donya, datan siwah lan rodha kreta. ‘Berubahnya roda dunia tidak berbeda dengan roda kereta’.
e)        Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas. Kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Berikut ini contoh kata umum. Wit-witan sing maune ngrembuyung kebak gegodhongan saiki garing, amarga diobong dening manungsa. ‘Pohon-pohon yang tadinya rindang, berdaun lebat, sekarang kering, karena dibakar oleh manusia’. 
f)         Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Berikut ini contoh kata khusus. Kabeh padha ngayunake donga nyenyuwun supaya Ridwan tinampa Gusti Allah lan di papanake ana papan sing murwat. ‘Semua memanjatkan do’a supaya Ridwan diterima Allah dan ditempatkan di tempat yang pantas’.
g)        Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah.
h)        Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Berikut ini contoh kata-kata populer. Ana ing donya iki sing nduweni kuwasa mung Gusti Allah ‘Di dunia ini yang mempunyai kekuasaan hanyalah Allah’







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan pengertiannya tepat.
Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pembentukkan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu.
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD.













DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalimat efektif dan penerapannya dalam karangan ilmiah

MENULIS DASAR KALIMAT EFEKTIF DAN PENERAPANNYA DALAM KARANGAN ILMIAH KELOMPOK 7   1.MARYANI (2017 112 020)   2.EVI SULASTRI...