Senin, 16 Oktober 2017

Penyusunan Definisi Dalam Karangan Ilmiah

MENULIS DASAR

Disusun Oleh Kelompok 4 :
1.Tiara Nicka Cindy P          (2017 112 130)
2.Pitri Indriani                      (2017 112 129)
3.Rina Yunita                        (2017 112 126)
4.Zasmil Tajiri                       (2017 112 122)

Dosen Pengasuh : Dr.Dessy Wardiah,M.Pd.
Mata Kuliah        : Menulis Dasar
Program Studi    : Bahasa Indonesia Dan Sastra


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Definisi Salah satu persaratan dalam penulisan karangan ilmiah adalah pemakain kata-kata atau istilah-istilah Baik mengenai bentuk maupun maknanya. Pesyaratan itu timbul karena sifat atau bawaan bahasa yang rumit dan tidak esak. Lebih-lebih mengenai hubungan kata dan maknanya. Satu kata mungkin dapat di tafsirkan dengan pengertian yang berbeda-beda dalam bebedrapa bidang ilmu. Menetapkan arti kata berarti membatasi pemakaian kata itu. Arti yang sadah di tetapkan itu disebut batasan kata atau istilah yang di gunakan dalam model ini, defisi. Definisi merupakan pernyataan yang tepat mengenai arti seatu kata atau konsep. Sehubungan dengan definisi, yang perlu di pahami adalah konsep dan kata. Konsep adalah pengertian yang di simpulkan secara umum dan (afstraksi) dengan mengamati persamaan yang terdapat di antara sejumlah gejalah. Dengan demikian, membatasi pengertian suatu kata berarti membatasi konsep yang terkandung pada kata itu.

1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari definisi ?
2.Penjelasan tentang definisi nominal,formal,operasional,luas,pertentangan ?
3.Penyusunan bentuk definisi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami ilmu definisi
2. Mengetahui bentuk dari definisi
3.  Mengetahui perkembangan definisi

1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan tentang definisi
2. Mendalami ilmu definisi



KALIMAT DEFINISI

Kata definisi berasal dari kata ‘definition‘ (bahasa Inggris) yang bermakna keterangan yang berupa penjelasan atas suatu objek. Sehingga kalimat definisi dapat diartikan sebagai kalimat yang memuat keterangan atau penjelasan atas suatu objek. Objek disini dapat berupa benda, orang, proses atau aktivitas.
Ciri Ciri Kalimat Definisi
Kalimat definisi dapat dikenali melalui ciri-ciri berikut:
- Menjelaskan makna atau arti dari suatu objek
- Penjelasan bersifat umum atau tidak mengarah kepada ciri khusus objek tersebut
- Biasanya ditemukan pada laporan ilmiah.
- Jika kalimat ini dibalik maka tidak mengubah makna atau arti dari kalimat tersebut
Contoh Kalimat Definisi
Agar lebih memahami tentang kalimat definisi, berikut disajikan beberapa contoh kalimat definisi.
1. Suaka margasatwa adalah kawasan hutan yang memiliki keanekaragaman dalam jenis   satwanya.
2. Warga negara adalah sekumpulan orang yang tinggal di wilayah (negara) tertentu.
3. Survei adalah penelitian yang dilakukan dengan menyebar kuesioner atau melakukan wawancara untuk pengumpulan data.


1.DEFINISI NOMINAL
Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda atau nomina. Kalimat nomina juga terdiri dari beberapa unsur kalimat, minimal kalimat ini tersusun oleh unsur – unsur subjek dan predikat dan juga terkadang ditambah dengan unsur – unsur lain seperti objek, keterangan, dan pelengkap.
Contoh: Sonia bertemu dengan ayah Budi yang merupakan guru bahasa Indonesia di SMA.
Sonia adalah seorang guru bahasa Indonesia di SMA
Kalimat nominal pada dua contoh kalimat di atas ada pada kalimat dua pertama. Kalimat nomor dua memiliki predikat yang berupa nominal atau kata benda, yaitu seorang guru SMA. Sedangkan kalimat nomor pertama adalah kalimat verbal atau kata kerja dengan predikatnya adalah bertemu.
Kalimat nominal juga ada dalam bentuk kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Pada kalimat tunggal, ada satu predikat yang merupakan kata benda yang bisa kita temui. Sedangkan pada kalimat majemuk ada dua kata benda yang merupakan predikat di dalam sebuah kalimat.
Contoh: Budi adalah seorang anak yang pintar dalam hal akademik,Budi adalah seorang anak yang pintar dalam bidang akademik sedangkan Adi adalah anak yang pintar dalam bidang non akademik.
Kalimat di atas yang menunjukan kalimat nominal tunggal ada pada kalimat nomor pertama, sedangkan kalimat nomor dua merupakan kalimat nominal majemuk dengan dua kata benda sebagai predikat di dalamnya.
Sama halnya dengan kalimat–kalimat yang lain, kalimat nominal juga berfungsi untuk menyampaikan atau mengungkapkan gagasan atau ide sang penulisnya kepada para pembaca atau pendengar. Dalam kehidupan sehari – hari, kalimat nominal adalah kalimat terbanyak kedua yang sering sekali kita temukan.
Contoh – Contoh Kalimat Nominal :
Setelah membaca pengertian di atas, pasti Anda telah memahami pengertian dari kalimat nominal tersebut. Nah,berikut ini adalah contoh – contoh kalimat nominal yang bisa membantu Anda untuk lebih memahami pengertian dari kalimat nominal.
1. Anggun adalah seorang penyayi yang sangat berbakat di Indonesia.
2. Risky dan Ridho adalah dua penyanyi dangdut yang tengah digandrungi oleh para remaja.
3. Indonesia adalah Negara terbesar pertama di Asia tenggara dan Negara terbesar ke tiga di seluruh dunia.

2.DEFINISI FORMAL
Definisi formal disebut juga definisi terminologis, yaitu definisi yang disusun berdasarkan logika formal yang terdiri tiga unsur. Struktur definisi ini berupa "kelas", "genus", "pembeda" (deferensiasi). Ketiga unsur tersebut harus tampak dalam definiens. Struktur formal diawali dengan klarifikasi, diikuti dengan menentukan kata yang akan dijadikan definiendium, dilanjutkan dengan menyebut genus, dan diakhiri dengan menyebutkan kata-kata atau deskripsi pembeda.Pembeda harus lengkap dan menyeluruh sehingga benar-benar menunjukkan pengertian yang sangat khas dan membedakan pengertian dari kelas yang lain. Contoh kalimat yang merupakan definisi formal adalah Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi.
Definisi formal mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar sesuai dengan aturan yang ada. Di antaranya, fefiniendium dan definiens bersifat koterminus, mempunyai makna yang sama. Kemudian, definiendium dan definiens bersifat konvertabel, dapat ditukarkan tempatnya dan definiens tidak berupa sinonim, padanan, terjemahan, etimologi, bentuk populer, atau pengulangan definiendium.Perbandingannya:
Manusia adalah orang yang berakal budi (salah)
Manusia adalah insan yang berakal budi (salah)
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna (benar)
Selanjutnya definiens bukanlah kiasan,perumpamaan,atau,pengandaian.Contonya kalimat Manusia adalah bagaikan hewan yang tidak pernah merasa puas (salah),kata bagaikan dalam kalimat ini merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan dalam definisi formal.Contoh yang benar berada dalam kalimat Manusia adalah ciptaan Tuhan yang diperintahkan untuk beribadah kepada-Nya.
Syarat berikutnya yaitu definiens menggunakan makna pararel dengan definiendium, tidak menggunakan kata dimana, yang mana, jika, misalnya, dan lain-lain, definiens juga harus menggunakan bentuk positif, bukan kalimat negatif; tanpa kata negatif tidak, bukan. Misalnya bentuk kalimat negatif Pendidikan kewarganegaraan "tidak lain" adalah pembinaan pelajar agar menjadi warga negara yang baik sehingga mampu hidup bersama dalam masyarakat, baik sebagai anggota keluarga, masyarakat, maupun warga negara, sedang yang benar adalah Pendidikan kewarganegaraan adalah pembinaan pelajar agar menjadi warga negara yang baik sehingga mampu hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, dan negara.
Lagi, pembeda (deferiansi)pada definiens harus mencukupi sehingga menghasilkan makna yang tidak bisa (samar)dengan kelas yang lain. Hal ini bisa ditemukan dalam kalimat Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, tidak benar jika hanya dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan.

3.DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
Definisi disebut juga dengan penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Logikanya, boleh jadi, antara peneliti yang satu dengan yang lain bisa beda definisi operasional dalam 1 judul skripsi yang sama. DO (Definisi Operasional) boleh merujuk pada kepustakaan.
Dan definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian. Oleh karena itu, definisi ini disebut juga definisi kerja karena dijadikan pedoman untuk melaksanakan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu. Definisi ini disebut juga definisi subjektif karena disusun berdasarkan keinginan orang yang akan melakukan pekerjaan.
Yang merupakan ciri-ciri definisi operasional ialah mengacu pada target pekerjaan yang dicapai, berisi pembatasan konsep, tempat, dan waktu, dan bersifat aksi, tindakan, atau pelaksanaan suatu kegiatan.

4. DEFINISI LUAS
Definisi ini merupakan uraian panjang lebar, bisa satu paragraph, satu bab, atau bisa meliputi seluruh karangan. Definisi ini diperlukan bila kita berhadapan dengan suatu konsep yang amat rumit, yang tidak bisa dijelaskan dengan kalimat yang pendek. Manusia selain memerlukan makanan, air, dan vitamin, juga memerlukan bermacam – macam mineral.
Definisi luas adalah batasan pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri atas satu paragraf. Definisi ini diperlukan pada konsep yang rumit yang tidak dapat dijelaskan dengan kalimat pendek.
Ciri-cirinya adalah dalam definisi tersebut hanya berisi satu gagasan yang merupakan definiendium, tidak menggunakan kata kias, setiap kata dapat dibuktikan atau diukur kebenarannya, dan menggunakan penalaran yang jelas. Contohnya dalam kalimat berikut Konsep ketahanan nasional tidak dapat hanya didefinisikan dengan kemampuan dinamik suatu bangsa yang berisikan keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dari luar maupun dalam, langsung tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara untuk mencapai tujuan nasional.Karena itu konsep tersebut harus diberi definisi luas agar diketahui perkembangan konsep, unsur-unsurnya, pengembangannya di dalam semua aspek kehidupan bangsa dan negara.

 5.DEFINISI PERTENTANGAN
Pertentangan adalah proses interaksi sosial, di mana beberapa individu atau kelompok berusaha memperoleh sesuatu yang diinginkan dengan cara menekan, menghancurkan, atau mengalahkan pihak lawan dengan ancaman kekerasa. Misalnya, seseorang yang ingin memperoleh uang dalam jumlah banyak dalam waktu singkat melakukan perampokan dengan keBeberapa bentuk dari sebuah Pertentangan, sebagai berikut :
1) Pertentangan pribadi. Pertentangan ini terjadi di antara individu yang satu dan individu yang lain dan dapat menimbulkan kebencian. Misalnya, pertentangan yang terjadi diantara kamu dan temanmu.
2) Pertentangan rasial. Sumber pertentangan ini adalah adanya perbedaan ciri-ciri fisik. Misalnya, antara kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat.
3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan kepentingan. Misalnya, antara pengusaha dan buruh.
4) Pertentangan politik. Pertentangan ini dapat terjadi di antara golongan yang satu dan golongan yang lain atau di antara negara-negara yang berdaulat.
5) Pertentangan yang bersifat internasional. Pertentangan ini dapat disebabkan oleh adanya kepentingan yang lebih luas dan menyangkut kepentingan nasional serta kedaulatan masing-masing negara.kerasan. Orang yang dirampok terjadi pertentangan atau konflik.









BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Dalam makalah ini bahwa dalam makalah ini membahas tentang Definisi. Definisi mempunyai tugas untuk menentukan batas dari suatu pengertian,dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya,menentukan batas-batas pengertian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampur aduk kan dengan pengertian-pengertian lain. Didalam membuat Definisi terdapat tujuan khusus dan tujuan umum, kemudian definisi mempunyai jenis-jenisnya diantaranya, Definisi Nominal,defnisi formal,definisi operasional,definisi luas,definisi pertentangan. Kemudian dalam Definisi terdapat Teknik dalam mendefinisikan diantaranya Enumerative Definition, Ostensive Definition, metode Genus dan Difference, Constructive Definition, Operational Definition, Abbreviative Definition, Synonymous Definition. Kemudian dalam definisi terdapat pula Aturan-aturan Definisi diantaranya yaitu yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi, Definisi tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit, Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki, Definisi harus jelas, Definisi harus literal, Definisi tidak boleh dalam bentuk kalimat negative. Definisi mempunyai fungsi yang bermacam-macam pula, tetapi saling berkaitan dan mendukung terciptanya bahasa Indonesia yang baik.



DAFTAR PUSTAKA
·         http://jappar0.blogspot.co.id/2010/11/definisi-formal-nominal-operasional.html



Analisis Penggunaan Diksi dalam Teks Karangan Ilmiah

MENGANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS
KARANGAN ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar





Disusun Oleh :
Dian Pratiwi 2017112029
Desti Romadona 2017112030
Vivi Amelia 2017112031

Dosen Pembimbing :
Dr. Dessy Wardiah, M.Pd.

Jurusan :
Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi :
Pendidikan Bahasa Indonesia
1A


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah “Diksi Dalam Teks Karangan Ilmiah” mata kuliah menulis dasar. Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menulis dasar.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena, itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penulisan makalah mata kuliah ini. Makalah ini dibuat untuk salah satu tugas mata kuliah menulis dasar yang didalamnya akan membahas Diksi Dalam Teks Karangan Ilmiah.
            Tim penyusun sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran untuk bias dijadikan pegangan dalam menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada para pembaca.

Palembang,   Oktober 2017



Tim penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan(ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.

B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.      Diksi dan penerapannya dalam karangan ilmiah
2.      Diksi sesuai kaidah makna: makna denotasi, konotasi, makna umum khusus, kata ilmiah populer dan lain lain, serta penerapannya dalam kalimat



C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan. Dan mengetahui penerapan diksi didalam karangan ilmiah.

D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
  1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata dan penerapannya dalam karangan ilmiah.
  2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.
  3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.


















BAB II
PEMBAHASAN DAN KAJIAN TEORI

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
  2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
  3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf :
1.      Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2.      Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.



Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi,
yaitu,
a.       Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
b.      Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
b.      Pilihan kata yang tepat dan sesuaihanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkanyang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalahkeseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Berbeda dengan pendapat Keraf, Enre (1988: 102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Lebih lanjut, Achmadi (1990: 136) memberikan definisi diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan.
Mustakim (1994: 41) membedakan antara istilah pemilihan kata dan pilihan kata. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat
mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau
tindakan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diksi adalah pemilihan kata dan penggunaan kata secara tepat dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin disampaikan kepada 10
orang lain dan dinyatakan dalam suatu pola kalimat baik secara lisan maupun secara tertulis untuk memunculkan fungsi atau efek tersendiri bagi pembaca.

Dapat membedakan denotasi dan konotasi dengan benar
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.

Dapat membedakan kata umum dan kata khusus dengan benar
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.Makin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.Makin sempit ruang lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat. Misalnya:Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.




Dapat memahami dengan tepat makna kata abstrak dan kata konkret
Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap panca indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.

Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.

Dapat membedakan kata ilmiah dan kata popular dengan benar
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. 
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a)    Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b)    Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)    Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)    Mencegah perbedaan penafsiran.
e)    Mencagah salah pemahaman.
f)     Mengefektifkan pencapaian target komunikasi

Diksi sesuai kaidah makna
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang dalam membentuk karya sastra agar dapat dipahami pembaca atau pendengar. Ketepatan
pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi karya sastra, jenis diksi menurut Keraf, (2008: 89-108) adalah sebagai berikut.
a)        Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya. Berikut ini contoh denotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangandi media massa. Dasamuka ora bisa bangga, awake kaya didhadhung kenceng sing saya suwe saya njiret awake. ‘Dasamuka tidak berdaya, raganya seperti diikat kencang yang semakin lama semakin menjerat’.
b)        Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Berikut ini contoh konotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangandi media massa. Ngakua mumpung durung tak potheng-potheng bathangmu. ‘Mengakulah sebelum badanmu aku potong-potong’.
c)        Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap denganpanca indra manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus. Berikut ini contoh kata abstrak. Lurusing ati lan murnining budi iku rerenggan urip kang sayekti.‘Lurusnya hati dan murninya budi adalah perhiasan hidup yang sesungguhnya’.
d)       Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau dirasakan oleh satu atau lebih dari pancaindra. Kata-kata konkrit menunjuk kepada barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain. Berikut ini contoh kata konkrit yang diambil dari salah satu kutipan geguritan yang bertema pengalaman pada media massa. Obah ingering jinantra donya, datan siwah lan rodha kreta. ‘Berubahnya roda dunia tidak berbeda dengan roda kereta’.
e)        Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas. Kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Berikut ini contoh kata umum. Wit-witan sing maune ngrembuyung kebak gegodhongan saiki garing, amarga diobong dening manungsa. ‘Pohon-pohon yang tadinya rindang, berdaun lebat, sekarang kering, karena dibakar oleh manusia’. 
f)         Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Berikut ini contoh kata khusus. Kabeh padha ngayunake donga nyenyuwun supaya Ridwan tinampa Gusti Allah lan di papanake ana papan sing murwat. ‘Semua memanjatkan do’a supaya Ridwan diterima Allah dan ditempatkan di tempat yang pantas’.
g)        Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah.
h)        Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Berikut ini contoh kata-kata populer. Ana ing donya iki sing nduweni kuwasa mung Gusti Allah ‘Di dunia ini yang mempunyai kekuasaan hanyalah Allah’







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan pengertiannya tepat.
Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pembentukkan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu.
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD.













DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia




Senin, 02 Oktober 2017

Menulis Dasar " Budaya Menulis dan Empat Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia"

MENULIS DASAR
EMPAT KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DAN BUDAYA MENULIS


KELOMPOK 1
1.ANISA LESTARI
      2.YUNI  ANGGRAINI
 3.RINDA EFRINA

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dessy Wardiah, M.Pd


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2017






BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH
      Menulis merupakan salah satu unsur utama yang harus dimiliki siswa dalam rangka meningkatkan kreativitas menulis siswa.  Selain itu,  menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya ke berbagai pihak secara tertulis. Di samping itu, siswa pun dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisan yang telah dibuat.
Menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.  Oleh karena itu, jika siswa ingin memiliki suatu kreativitas menulis, maka siswa tersebut  harus bisa menuangkan ide, gagasan, pikiran, perasaan yang diwujudkan dengan tulisan  yang bersifat kompleks yang tidak lepas dari ketentuan-ketentuan menulis. 
     Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah. Selain itu, Bahasa Indonesia menjadi bagian penting dalam terciptanya suatu karya ilmiah karena didalamnya banyak menjelaskan aturan-aturan, sistematika-sistematika dan kaidah-kaidah penulisannya , mengenai Keterampilan Berbahasa yang meliputi: Keterampilan Membaca, Keterampilan Menyimak, Keterampilan Berbicara dan Keterampilan Menulis.

B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas  Menulis Siswa?
2.apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa?
C.   TUJUAN
1.    untuk mengetahui Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativit
2.    agar pembaca mengerti ataupun mengetahui keterampilan berbahasa yang baik dan benar



D.    MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:
1.    Bagi mahasiswa dapat mengetahui pentingnya budaya menulis sehingga tidak kesulitan dalam menyusun tugas akhir dan mahasiswa juga dapat menambah wawasan, pengalaman serta  bisa berbagi ilmu kepada orang lain.
2.    Agar membantu dalam pengetahuan mengenai keterampilan berbahasa dan mengaktualisasikan keterampilan ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
3.     
BAB II
PEMBAHASAN

A.   PERANAN MENULIS
1.     Pengertian Menulis    
          Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. Jadi, dengan menulis akan menciptakan suatu kreativitas dari diri seorang siswa sesuai kemampuan dan kreativitasnya.
        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat)
        Henry Guntur Tarigan (1986: 15), menjelaskan pengertian menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
 2.      Tujuan Menulis
         Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan-tujuan yang bisa dipertanggung-jawabkan di hadapan pembacanya, karena tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi salah satu sarana komunikasi yang cukup efektif dan efisien untuk menjangkau khalayak massa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah maka tujuan menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks pengembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Adapun tujuan menulis tersebut adalah sebagai berikut.
1)   Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data, dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal.
2)   Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan  sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat berhasil apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dipahami.
3)  Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
4)   Menghibur bahwa fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi bukan seperti  media massa, radio, televisi, melainkan tulisan dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan dan kepenatan setelah seharian sibuk beraktivitas.

3. Manfaat Menulis
Manfaat yang dapat dipetik dalam menulis yaitu:
 (1 kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita.
 (2) melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan.
 (3) kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi  sehubungan dengan topik yang kita tulis.
(4)     Kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi kita sendiri.
(5)     Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif.
(6)     Kita lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
 (7)    Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berfikir serta berbahasa secara tertib. 

B.   Pengertian Keterampilan Berbahasa
      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai Bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
       Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur , mula – mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
        Bahasa seseorang mencerminkn pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa bearti pula melatih keterampilan berfikir.
        setiap ketrampilan itu erat pula hubungannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin trampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Ketrampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai denga jalan praktik dan banyak latihan. Melatih ketrampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir. Membagi keterampilan menjadi empat komponen

a. Keterampilan menyimak 
b. Keterampilan berbicara
c. Keterampilan Membaca
d. Keterampilan Menulis





1. Menyimak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Menyimak adalah Mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Sedangkan berbicara berkata, bercakap, berbahasa. Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua secara langsung, Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat hubungan ini terdapat pada hal-  hal berikut:
a)  Ujaran , biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). Oleh karena itu, model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
b)    Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang ditemuinya (misalnya, kehidupan desa dan kota) dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian gagasan- gagasannya.
c)  Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat tempatnya hidup. Hal ini terlihat dalam ucapan, intonasi, kosa kata, penggunaankata-kata pola-pola kalimatnya.
d)  Anak yang masih kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit ketimbang kaimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e) Meningkatnya keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara
f)  Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalampeningkatan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tergolong kalau dia mendengar serta  menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari para guru, rekaman-rekaman yang  bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi, dan lain-lain
g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan penangkapan  informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya sang anak mempergunakan bahasa yang didengar serta yang disimaknya.
2.      Berbicara
    Berbicara adalah bentuk komunikasi dengan menggunakan media bahasa,  berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran- ujaran. Beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut melengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pelajaran membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap dan sempurna bila diperlukan, pembedaan-pembedaan pendengaran yang tepat, dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan suatu cerita. Selain itu juga, menghubungkan aneka kejadian dalam urutan yang wajar.
Aneka hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca telah dapat kita ketahui dalam beberapa telaah penelitian, antara lain:
a)    Pemforma atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
b)    Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara atau buta huruf mungkin sekali mengganggupelajaran membaca bagi anak-anak.
c)    Jika pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, membaca bagi anak-anak yang lebih tinggi kelasnya turut membantu meningkatkan Bahasa lisan mereka, misalnya: kesadaran linguistik mereka terhadap kata-kata baru atau istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta penggunaan kata-kata yang tepat.
d)    Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Andai kata muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, hendaklah sang guru mendiskusikan dengan siswa agar mereka memahami maknanya sebelum mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.

2.  Membaca
       membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat menerima, perbedaanya menyimak menerima informasi dari sumber lisan. Sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis. Keterampilan memyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektf. Penelitian para pakar atau ahli telah memeperlibatkan beberapa hubungan antara membaca dan menyimak, sebagai berikut Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman sangat penting sekali.
a)             Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi peajaran lisan (verbalized learning),   
selama tahun-tahun permulaan sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak menyimak daripada membaca
b)            Walaupun menyiimak pemahaman lebih unggul dari pada membaca pemahaman  anak-anak   sering gagal memahaminya, dan tetep menyimpan, memakai menguasai sejumlah pakta yang mereka dengar atau mereka simak.
c)             Oleh karene itu, para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih   efektif dan lebih tertutup lagi agar, hasil pengajaran itu lebih baik.
d)             Kosa kata simak  yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajara membaca secara baik.
e)              Bagi para siswa yang lebih besar atau yang ebih tinggi kelasnya korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak memang sangat tinggi mungkin 80 % atau lebih.
f)                  Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan membaca .
g)                  Menyimak turut membantu sang anak untuk menaggap ide pokok atau gagasan utama yang diajuka oleh sang pembaca

3.  Membaca
       membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat menerima, perbedaanya menyimak menerima informasi dari sumber lisan. Sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis. Keterampilan memyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektf. Penelitian para pakar atau ahli telah memeperlibatkan beberapa hubungan antara membaca dan menyimak, sebagai berikut Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman sangat penting sekali.
a)             Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi peajaran lisan (verbalized learning),   
selama tahun-tahun permulaan sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak menyimak daripada membaca
b)            Walaupun menyiimak pemahaman lebih unggul dari pada membaca pemahaman  anak-anak   sering gagal memahaminya, dan tetep menyimpan, memakai menguasai sejumlah pakta yang mereka dengar atau mereka simak.
c)             Oleh karene itu, para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih   efektif dan lebih tertutup lagi agar, hasil pengajaran itu lebih baik.
d)             Kosa kata simak  yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajara membaca secara baik.
e)              Bagi para siswa yang lebih besar atau yang ebih tinggi kelasnya korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak memang sangat tinggi mungkin 80 % atau lebih.
f)                  Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan membaca .
g)                  Menyimak turut membantu sang anak untuk menaggap ide pokok atau gagasan utama yang diajuka oleh sang pembaca.

4. menulis
    Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, pada era reformasi bahasa berperan lebih penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Daode Joesoef (dalam minto rahayu 2007:5) yang disampaikan pada kongres bahasa indonesia III (1983) di Jakarta: “ Bangsa yang telah maju peradabannya ditandai tidak saja oleh kemamuannya menguasi alam,membangun industri berat, membuat jaringan jalan raya, dan sistem pelayanan jasa yang bermutu tinggi, tetapi juga oleh tingkat pemakaian bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.”
   Dalam berbahasa seseorang harus mempunyai keterampilan agar dapat berbahasa dengan baik. Keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
   Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menullis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berfikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa.




a.     Hakikat menulis
       Dilihat dari asal katanya, kata menulis berasal dari kata dasar tulis yang mendapat imbuhan me-. Imbuhan me- disini menyatakan pekerjaan, sehingga menulis bermakna melakukan pekerjaan tulis. Sedangkan dilihat dari hakikatnya, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut, kalaupun mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut
     Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemapuan berbahasa yang paling akhir dikuasai siswa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa lainnya menulis lebih sulit dikuasai. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi suatu tulisan.
    Menulis adalah melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penullis bahasa itu sendiri maupun orang lain untuk menuangkan ide-ide, pengalaman, perasaan, pendapat, atau pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai salah satu saran untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tertulis. Ketetapan pengungkapan gagsan harus didukung oleh ketetapan bahasa yang digunakan. Selain komponen kosakata dan gramatikal, ketetapan kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan. Keterampilan menulis ini juga merupakan bentuk manifestasi kemampuan berbahasa yang paling akhir dikuasai siswa setelah kemmapuan mendengarkan , berbicara , dan membaca.








BAB III
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu : sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. Jadi, dengan menulis akan menciptakan suatu kreativitas dari diri seorang siswa sesuai kemampuan dan kreativitasnya.
Dan Keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting untuk belajar
khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.

B.   Saran
      Makalah ini tidak luput dari kesalahan , dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami membutuhkan saran dan masukan yang bersifat membangun dari kelompok lain.


DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: FKSS IKIP.

Tarigan, Henry Guntur. 2008 . menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa

Tim penyusun kamus besar Bahasa Indonesia. 2008 . Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

       


Kalimat efektif dan penerapannya dalam karangan ilmiah

MENULIS DASAR KALIMAT EFEKTIF DAN PENERAPANNYA DALAM KARANGAN ILMIAH KELOMPOK 7   1.MARYANI (2017 112 020)   2.EVI SULASTRI...